Gerhana Bulan, Kecewa dan Sumringah Warga Manado

MANADO, suluthebat.com – Fenomena alama berupa gerhana bulan yang disebut-sebut dapat dilihat dengan mata telanjang dari Manado ternyata, oleh sebagian warga dinilai tak se-fenomenal info yang didapatkan karena bulannya tertutup awan, tapi juga disambut sumringah warga lainnya.
Gerhana bulan yang menurut BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bisa dilihat kasat mata, tak terlihat dari sebagian besar wilayah Manado, Sulawesi Utara.
Seperti di Malalayang dan sekitarnya, gerhana bulan sama sekali tak terlihat.
Sebagian warga yang menunggu untuk menyaksikan momen langka itu dibuat kecewa.
“Padahal sudah tunggu dari tadi. Yah tidak terlihat,” kata Deguslim, warga Bahu lingkungan 3.
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Unsrat itu bela-belain naik ke lantai paling atas tempat kosnya.
Pengalaman serupa dialami diutarakan Jemmy, warga Sario Tumpaan.
“Nyanda dapalia (tidak kelihatan) dari Sario. Awan pe tebal (betapa tebalnya awan,” katanya.
Cuaca Kota Manado yang mendung sepanjang hari diduga jadi penyebab gerhana bulan tidak terlihat kasat mata.
Sementara, Alex Ulaen, salah satu dosen senior di Universitas Sam Ratulangi, antusias menyaksikan sambil merekam detik-detik proses terjadinya gerhana itu sejak awal hingga kembali normal. Dia menyaksikannya dari rumahnya ýang juga di Malalayang.
Begitulah gerhana bulan kali ini di Manado. Banyak yang kecewa, tapi ada juga yang sumringah.
Selain di Kota Manado, gerhana bulan juga terlihat jelas di sebagian besar wilayah di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Fenomena alam itu juga terlihat jelas di wilayah Desa Wolaang Kecamatan Langowan Timur, di wilayah Pineleng, Minahasa dan Bolmong Utara. (dki)