November 18, 2025

Akademisi: Arogansi E2L Lengserkan Billy Lombok Dari Kursi Pimpinan DPRD Sulut

Picsart_25-01-16_11-40-21-149

Manado, Suluthebat.id – Lengsernya Billy Lombok dari kursi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) saat ini menjadi sorotan.

Keputusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulut untuk mengganti Billy Lombok dari kursi wakil ketua DPRD, dianggap sarat dengan kepentingan pribadi Ketua DPD, Elly Engelbert Lasut (E2L).

Banyak kalangan menilai, peralihan kursi pimpinan DPRD Sulut dari Billy Lombok ke Royke Anter tersebut disinyalir merupakan buntut dari kekalahan E2L dalam ajang Pilgub Sulut, November 2024 lalu.

Alhasil, berbagai asumsi pun mengemuka, salah satunya menyebutkan penyebab Billy Lombok lengser yakni terkait perolehan suara E2L di Pilkada 2024.

Seperti diketahui, berdasarkan penetapan hasil perhitungan suara Pilgub Sulut 2024 oleh KPU, di Kota Manado yang merupakan Dapil Royke Anter, E2L-HJP berhasil unggul dari kedua Paslon lainnya dengan total perolehan suara 91.579, sedangkan di Dapil Billy Lombok yakni Minahasa Selatan, jumlah suara Paslon Kandouw-Tuejeh mampu mengungguli E2L-HJP yang hanya mendapatkan 43.979 suara.

Akademisi sekaligus pengamat politik Sulut Royke Pangkey menilai, ketidakpuasan E2L terhadap perolehan suara di Kabupaten Minahasa Selatan tersebut menjadi dalang pelengseran Billy Lombok dari kursi Wakil Ketua DPRD Sulut.

Billy Lombok dianggap tidak bekerja maksimal dalam memenangkan Paslon E2L-HJP dalam Pilgub Sulut 2024.

“Ini merupakan buah arogansi dari Elly Lasut,” ucap Royke.

Tak sampai disitu, ia menyebut, Keputusan DPD Partai Demokrat Sulut ini terkesan sangat otoriter dan mencari-cari kambing hitam.

“Billy Lombok itu kader asli Partai Demokrat, dibandingkan dengan Elly Lasut yang sudah pernah di beberapa partai sebelum ke Demokrat,” sebut Pangkey kepada awak media ini, Selasa (14/1/2025).

Jika benar demikian, Royke pun menyayangkan perilaku E2L yang dianggap tidak mencerminkan ciri pemimipin yang baik dan jauh dari kata demokratis, seperti nama partai yang dipimpinnya saat ini.

Menurutnya, apa yang dilakukan E2L ini hanya menciptakan distorsi dalam tubuh Partai Demokrat Sulut.

pasalnya, kata dia, kubu Billy Lombok dipastikan tidak akan tinggal diam dan akan melakukan perlawanan terhadap SK PAW dirinya.

“Tentunya ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam Demokrat, bukannya melakukan konsolidasi untuk evaluasi, malah memecah belah,” ujar Dosen Universitas Negeri Manado itu.

Sebelum Billy Lombok, ada nama anggota DPRD Sulut dapil Nusa Utara Ronald Sampel yang juga sempat ‘dihadiahkan’ usulan PAW oleh DPD Partai Demokrat Sulut, selang 2 hari usai pemilihan Gubernur dan Wagub Sulut 2024.

Dalam SK usulan pemberhentian Ronald Sampel yang dibacakan dalam Rapat Paripurna DPRD Sulut beberapa waktu lalu, Ronald diusulkan untuk digantikan oleh Sherly Tjanggulung yang notabene ipar dari Elly Lasut, meski saat ini SK tersebut telah dibatalkan. (Vil)